TRADISI MELAWAT
- Disusun oleh:
- Selfa Rita
- Yeni Mulia
- Rahfa Azzahra
Tradisis melawat merupakan tradisi yang berasal dari kabupaten Simelue. Tradisi Melawat adalah suatu kegiatan berkunjung dari suatu daerah ke daerah atau desa ke desa. Tradisi Melawat bertujuan untuk mempererat talih silasturahmi, persaudaraan, kekeluargaan antar masyarakat kabupaten Simelue. Tradisi Melawat menjadi salah satu budayah yang sering dilaksanakan oleh masyarakat kabupaten Simelue. Tradisi Melawat biasanya dilaksanakan pada saat kapan saja terkecuali pada saat bulan puasa/Ramadan. Tradisi melawat berasal dari kegiatan manjalang di zaman dahulu manjalang dilaksanakan oleh keluarga yang dimana dalam keluarga tersebut meliputi seluruh anggota keluarga (keluarga besar). Manjalang ditujukan kerumah nenek dan kakek atau bisa juga ke rumah saudara. Kegiatan manjalang biasanya melaksanakan penyembelian kerbau, sapi, kambing atau ayam, yang akan disajikan untuk satu keluarga besar (makan bersama). Tradisi Melawat sudah ada sejak zaman nenek moyang jauh sebelum kita ada, bahkan tidak dapat terhitung kapan melawat mulai dilaksanakan.
"Nafe e Melawat nak daakhuk ne a yuhu deini Manjalang, berangkek amba keluarga heba mi fa foe saudaro, fa foe tuo boiyak papa boiyak mamak. Inyaen ni lau manga samo samo afe ana melek hen alafungi bioyak dofongi. Nakdaya nafee, ne a lale,e ati fuli Melawat nak hu sobak masyarakat fa Simelue e ona,e afe hubungan yu erat, ona,e afe turunan fa satiok banua. Taena inyaen dilaksanakan di Melawat nak karano mahalek nata fa Simelue e ona e ita fa,akhi”. Jelas Ibu Asmili 40 tahun, Ibu rumah tangga.
“Waktu dulu Melawat itu tidak ada tapi yang ada namanya Manjalang, berangkat satu keluarga besar kerumah saudara, ke rumah kakak/abangnya ayah atau paman atau pakcik. Begitulah dulu, tapi sekarang kenapa Melawat itu ada karena masyarakat yang ada di Simelue masih ada hubungan yang erat, masih ada turunan di setiap tempat. Karena itulah Melawat dilaksanakan karena semua orang di Simelue ini kita masih saudara”
Jadi sebelum adanya Melawat ada yang namanya Manjalang. Dari manjalang hingga menjadi Melawat seiring dengan berkembangnya kehidupan dan berjalannya waktu. Manjalang dan Melawat memiliki arti yang sama dan tutjuan yang sama. Hal yang menjadi pembeda antara kedunya adalah Manjalang dilaksanakan oleh pihak keluarga besar yang masih memiliki hubungan darah yang erat. Sementara Melawat dilaksanakan oleh masyarakat desa atau organisasi.
PELAKSANAAN WAKTU MELAWAT
Melawat dilaksanakan oleh satu desa ke desa yang lain. Sebelum Melawat dilaksanakan musyawarah terlebih dahulu yang diharadiri oleh seluruh masyarakat desa (pemuda khusus pemuda dan pkk khusus pkk. Dalam musyawarah tersebut berisi penetapan pengurus rombongan/organisasi, mulai dari ketua, sektretaris, bendahara, ketua olahraga, ketua seni dan lain lain. Setelah penanggung jawab sudah terbentuk, kemudian dibahaslah desa apa yang akan meraka tuju dan kapan Melawat akan dilaksanakan. Setelah keputusan sudah jelas, maka pengurus yang bertanggung jawab menuliskan dan mengirim surat permintaan kunjungan kepada desa yang akan dituju.
Setelah pihak tujuan menerimah surat tersebut mereka juga akan melaksanakan musyawarah tentang diterimah atau tidaknya kunjungan tersebut. Jika surat permintaan kunjungan tersebut di terimah, maka pengurus kedua pihak yang yang melaksanakan kegiatan Melawat akan membuat surat perjalanan yang akan dikirim ke kepala desa tinggal dan tujuan, polres tinggal dan tujuan, danramil tinggal dan tujuan. Surat perjalanan ini bertujuan agar pihak tersebut mengetahui bahwa rombongan tersebut sedang melaksanakan kegiatan Melawat.
Pengiriman surat permintaan kunjungan Melawat biasanya dilaksanakan 1 minggu sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan. Agar kunjungan tersebut tidak terlalu mendadak dan biasanya 1 minggu tersebut dimanfaatkan untuk berlatih bola volly (bagi pkk/pemudaa) atau bola kaki (bagi pemuda) dan berlatih menari, untuk dipersembahkan pada saat malam acara.
Pada saat hari keberangkatan, seluruh data dan perlengkapan sudah tersedia seperti jumlah masyarakat/anggota yang ikut, peralatan olahraga yang perlu diambil dan kendaraan yang akan digunakan (sepeda motor/mobil). Jika semua sudah lengkap maka rombongan akan berangkat menuju desa tujuannya biasanya pada jam 8-9 pagi.
Pada saat rombongan datang biasanya menjelang siang, rombongan disambut dengan pengkalungan kepada ketua rombongan, salam-salaman, disambut juga dengan Silek (silat), dan tari ranup lampuan,pembacaan ayat suci Al-Qur’an, serta kata kata sambutan dari ketua rombongan yang manampung (menampung) dan ditutup dengan do,a. Kemudian rombongan yang datang dipersilahkan memasuki ruang yang di sediakan pada jam 1 atau dzuhur, seluruh anggota rombongan melaksanakan shalat dan makan bersama, makanan tersebut sudah disediakan oleh rombongan yang manampung (menampung). kemudian pada jam 3 sore, dilaksanakan kegiatan olahraga seperti volly, bola kaki, atau kasti.
Peran dan manfaat masyarakat Simeulue dalam melestarikan tradisi melawat ini adalah untuk terus mempertahankan, mengaplikasikan, menjaga dan mengembangkan tradisi dan nilai-nilai kebudayaan sehingga dengan melawat dapat memperkuat silaturahmi. Kemudian dengan adanya tradisi melawat kita dapat pengalaman baru, mengetahui segala kekurangan dan kelemahan dalam berorganisasi, menjauhi kita dari perseteruan serta mendapatkan keluarga baru dan yang terpenting mendapatkan ilmu pengetahuan yang belum pernah kita dapatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar